Nudibranch, sejenis siput
laut yang tak punya cangkang, memiliki rancangan yang sangat menarik dan
warna-warni yang cerah dan mengagumkan. Tubuh mereka agak lembut. Walaupun
mereka tidak memiliki cangkang untuk melindungi diri sendiri, dan banyak
makhluk lain yang terpikat karena penampilan mereka yang menarik, hanya sedikit
yang memangsa nudibranch. Ini karena warnanya yang mencolok menjadi
peringatan bagi pemangsa bahwa mereka sangat beracun.
Salah satu karakteristik siput laut ini
adalah adanya “sel penyengat.” Dengan bantuan “sel penyengat” ini, nudibranch
dengan mudah melindungi diri dari musuh-musuh mereka. Yang lebih menarik lagi
adalah mereka tidak menghasilkan sel-sel ini sendiri. Nudibranch
memangsa makhluk yang disebut hyroid, yang memiliki sel penyengat. Nudibranch
dapat memakan tentakel makhluk ini tanpa memicu sel penyengat itu berkat
lendir khusus yang terdapat di dalam sistem pencernaannya. Mereka menyimpan
senjata ini di dalam tonjolan yang berjumbai-jumbai dari tubuh mereka. Bila
diganggu, sel ini ditembakkan, sehingga menyengat hewan yang akan memangsa.16
Tak diragukan lagi, tidak mungkin nudibranch
mengetahui bahwa hyroid ini beracun tetapi tidak akan membahayakan
mereka, dan bahkan, sebaliknya, akan melengkapi mereka dengan suatu alat
pertahanan terhadap musuh. Juga tidak mungkin bagi mereka untuk tahu dan
mempelajari hal sedemikian berdasarkan pengalaman. Jadi, bagaimana nudibranch
bisa menemukan cara pertahanan diri yang memesona ini?
Di sini, sekali lagi tampak di hadapan
kita kebenaran yang terungkap secara terbuka di alam semesta. Yang Maha Tunggal
yang mengilhami nudibranch untuk menarik perhatian baik dengan keanekaragaman
warna maupun coraknya, dan juga melengkapi mereka dengan cara menghasilkan
racun, serta menciptakan sistem di tubuh mereka agar racun hyroid tidak
membahayakan mereka, adalah Allah, Tuhan dari seluruh alam. Allah menciptakan
semua makhluk dengan karakteristik yang sangat berbeda-beda dan dalam aneka
warna. Apa yang hendaknya dilakukan seseorang yang menyaksikan kekuasaan Allah
yang tidak terhingga di dalam contoh-contoh seperti ini adalah mengagungkan
Allah dan mengamalkan akhlak yang baik semata-mata karena Allah. Allah
menyampaikan hal ini kepada kita di dalam ayat-ayatNya sebagai berikut:
Dan demikian (pula) di antara manusia,
binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha
Pengampun. (QS. Faathir, 35: 28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar